Lima wanita tangguh, kami mendapat julukan CO-AM alias koass ambisius.
15 stase dan diawali dengan stase Interna / Penyakit Dalam , dengan stase Radiology/ ilmu sinar.
Waktu akan memasuki jenjang koass sempat terbesit untuk menunda kelulusan 1 semester karena kekerdilan hati ini saat itu. Dengan mencari-cari excuse yaitu teman kelompok ku ini dibentuk berdasarkan urutan absensi dan aku sudah tahu sifat mereka yang terkenal ambisius dan memang teman2 yang lain juga merasakannya. "Tak kenal makan tak sayang" pepatah yang memang sangat logis, memang secara raga kami telah bersama selama 4 tahun namun secara ruh kami tidak dekat.oleh karena itu yuks kita kenalan....
kami terdiri dari 5 orang wanita diurutkan dari yang tua ke yang muda:
- Sitti Rahmatiyah, panggilannya ira dia sama asalnya dengan aku sama2 dari pulau buru. ira anak ke 2 dari 4 bersaudara, 1 kakak perempuan dan 2 adik laki-laki. ibunya asli maluku sedangkan ayahnya dari sulawesi sehingga sifatnya memang agak sedikit keras, namun sedikit mudah tersentuh alias sensitif. papaku dan mamanya adalah teman sekolah. ira sukanya warna ungu juga sih.....
- Siti Sopia, ini adalah aku sendiri, panggilanku ichi, anak pertama dari 2 bersaudara, sebenarnya aku anak tunggal namun kedua ortuku mengambil salah satu anak bibiku, aku & ortuku menyayanginya seperti keluarga kandung. walaupun akta lahirnya atas nama ayah dan ibuku namun kami tidak ingin memutus nasabnya, sehingga ketika dia besar nanti dia harus tahu siapa ayah dan ibu biologisnya.ayah saya asli maluku sedangkan ibu saya dari jabar. yah jadi beginilah sifatku, egois dan agak keras. suka warna ungu dan makan pedas. gak suka make higheels.
- Stefani Harum Sari, panggilanya sari anak pertama dari 2 bersaudara, adikya laki-laki, kedua ortunya asli jawa, sehingga dia cukup lemah lembut namun agak keras juga, kalo berdebat sedikit tidak mau kalah. kami satu kelompok liqo jadi ia adalah salah satu orang yang dekat diawal stase. suka warna orange. cita-citanya ingin ngambil spesialis rehab medik.
- Stephanie Adelia, panggilanya fanny, anak semarang, ibunya asli jawa dan ayahnya dari batak. anak pertama dari 2 bersaudara, adiknya laki-laki. cukup keras sifatnya, orang-orang yang belum mengenalnya akan berfikir dia orangnya egois, tapi setelah mengenalnya dia cukup care sama kami, dan cukup dewasa menyikapi permasalahan. orangnya cerdas banget. dia suka warna hijau loh....dia ingin banget jadi spesialis anak loh.
- Suci Lestari P, panggilanya suci, ortunya dari cina, anak pertama dari 2 bersaudara adiknya wanita. ayah dan ibunya seorang dokter. dia bercita2 ingin masuk cardio namun terakhir saat kompre dia bilang ingin menjadi Sp.JP. satu2nya diantara kami yang tidak mengenakan jilbab karena agamanya katolik. orang yang sangat keras, kalo berdebat tidak mau kalah, kalo sudah nyuruh harus dituruti. tapi anaknya sangat baik kok. kalo si suci ni sukanya warna pink, diantara kami dia yang paling rajin diet dan olahraga, dia selalu bilang "I hate eat but I love food"
dari kiri: ira-ichi-suci-fanny-sari
Stase Pertama INTERNA
Bersyukur satu stase dengan orang-orang cerdas dan ambisius....karena mereka benar-benar membangun suasana yang kondusiv untuk belajar. Bersyukur karena mendapatkan stase interna di awal, karena memang interna adalah ilmunya dokter umum banget.
Dulu saat masih di bangku kuliah jaman-jaman masih cupu *S1* aku sangat ingin masuk PPDS interna, tapi entahlah kenapa saat coass di stase ini seakan lebih susah dibandingkan dengan 4 stase besar lainnya. Mendapatkan dosen KASBES (kasus besar) yang terkenal sangat baik, bukan hanya baik dalam memberikan nilai tapi juga baik dalam perihal membagikan ilmunya tapi memang kami tidak berjodoh, beberapa hari menjelang hari H si dosen tersebut pergi ke LN dan digantikan dengan seorang dosen muda yang begitu idealis, tapi tetap bersyukur atas nikmat yang diberikan karena aku dapat banyak belajar walapun dibantai habis-habisan. Saat undian ujian aku mendapat undian ujian di hari terakhir memang awalnya menyenangkan diri ini berfikir masih banyak waktu untuk belajar namun apalah daya ketika ketentuan sudah ditetapkan aku mendapatkan penguji yang begitu menyukai 'jantung' memang sudah menjadi kebiasan di kalangan kami kalo ujian tidak akan cari mati disini maksudnya kalo pengujinya seorang ahli jantung kamu sebaiknya jangan ambil pasien jantung, tapi memang keberuntungan tidak memihak kepadaku saat undian pasien aku mendapatkan pasien jantung, jujur saja mungkin bukan aku saja coass yang tidak menguasai jantung, bisa saja teori kami baik namun saat pengaplikasiannya sungguh tidak terlalu baik sebaik teori.
Di hari pertama ujian. "ayo dek ke bangsal PF pasiennya" dengan agak tegang kebangsal dan melakukan PF, beliau hanya diam seribu bahasa memandangi cara PF ku entah benar ato salah tak dikomentarinya. kemudian dilanjutkan ujian tentang PF jantung selama 2 jam, sampai entah apa lagi kata yang bisa dikeluarkan saat itu, beliau hanya bilang "apa lagi?" berulang kali.
Dilanjutkan hari ke 2 ujian masih tentang seputar jantung, ujian selama 3 jam....sungguh terlalu. setelah itu ibunya hanya bilang sambil tersenyum "dek kamu kalo kayak gini ujiannya gak lulus loh," dalam hati ni ibunya serius gak ya....udah dibantai dengan beratus pertanyaan dan masih saja bisa bilang gitu. di hari terakhir stase ini kami judisium dan alhamdulillah kami lulus semua, aku sendiri hanya mendapat nilai B, sungguh sangat menohok hati, karena memang dari jaman kuliah S1 ingin ngambil spesialis interna.
Ibroh yang bisa diambil dari stase ini:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
judisium interna di akhir stase
Stase interna kami lewati dengan sukses namun kelompok koassku masih raga tampa roh, kami masih saling menghindari, aku cenderung mencari aman berkumpul dengan angkatan atas, ira dan sari juga hampir sama dengan aku cenderung dekat dengan angkatan atas, sedangkan fanny & suci membentuk. kelompok sendiri.
Stase ke-2 THT
Stase ke-2 ini, Allah ingin menunjukan kuasaNYA. aku tidak lulus distase ini dan stase ini pula yang membuatku harus restase sehingga aku tidak bisa masuk kloter awal untuk kompre sehingga tidak bisa pulang kampung. kami senam 3x dalam seminggu, sungguh stase penjagaan kebugaran. menyenangkan walau diakhiri dengan kesedihan. "Terkadang hidup ini memang berat membuat kita hampir menyerah" namun ketika kau mampu bangkit dari semua keterpurukan itu bahagia kan menyambutmu esok, Allah pasti punya rencana yang indah untukmu apa itu? kau akan tahu ketika kau sudah melewatinya, inilah ibroh yang dapat kuambil dari stase ini.
Stase ke-3 Neurologi
Aku melewati stase ini bisa dibilang mengelundung aja karena masih merasa sedih atas stase sebelumnya, aku ujian dengan seorang yang memang suka membandingkan sehingga bertambahlah kemalasanku dan keterpurukanku.tapi di pihak lain aku banyak mengambil pelajaran dari para residen yang sangat baik hati.
Saat stase neuro ini aku kehilangan sesuatu yang cukup berharga, bukan karena harganya yang lumayan tapi karena didalamnya sudah berisi banyak curhatan-curhatan dan tulisan-tulisan yang sudah kubuat selam 3,5 tahun, itu membuatku sedikit bersedih dan untuk ikhlas saat itu sungguh sulit. "jangan mencintai sesuatu melebihi cintamu padaNYA" inilah ibroh yang bisa ku ambil. kebiasaanku adalah suka memberikan nama pada barang-barangku, jadi di minggu ke-3 distase ini aku kehilangan si "ikhsan" dia adalah leptop ku tapi dia lebih terkenal dengan nama a'hem alias acer manis emang agak gak nyambung sih tapi lumayan lah.
Tapi masih sama seperti 2 stase awalku, kelompok koassku masih belum akrab, dari luar kami tampak baik-baik saja namun hati-hati kami masih membatu tuk saling melebur. dan stase ini membuat kami lupa untuk mengabadikan moment penting.
Stase Ke-4 MATA
Stase ini aku mulai bangkit, untung bertemu dengan seorang teman yang agamanya baik, banyak belajar darinya. namun tetap saja aku masih tidak beruntung masih mendapatkan nilai B. 4 stase terlewati dengan 3 nilai B dan 1 stase tidak lulus. sungguh terlalu. di sini mendapatkan pelajaran bahwa "nilai bukanlah segala-galanya yang terpenting adalah proses dan pemahaman insya Allah nilai akam menikutimu". kelompok koassku pun mulai sedikit saling membuka diri, namun seakan masih ada tembok besar yag terbentang diantara kami. tapi ini adalah awal yang baik. Aku suka distase ini menyenangkan, supervisornya cantik2 dan ganteng2 begitu pula dengan residennya. bener2 good looking deh.
Stase ke-5 ANAK
Kami di stase ini ber 15 orang, kelompok 2005 semua, kalo sebelumnya kami terkesan masih menjadi adik karena masih ada anak angkatan 2004 namun sekarang kami sudah dianggap tua...hahaha. di sini yang jadi ketua kelompok besarnya si Fanny. Stase ini kelompok kecilku (yang sering muter bareng) yaitu aku, ira, sari ma novi. di minggu pertama kami masuk PedSos, disini saya mendapat recharge semangat dari salah satu supervisor gara2 sangking polosnya saat ditanya (disaat itu aku sub stase hari ke-3) " kalian sudah ngapain aja?", dan dengan bersemangatnya saya menjawab: "kami baru melihat-lihat" bodohnya, mau jujur tapi disaat yang tidak tepat. "orang tua kalian sekolahin kalian jauh-jauh ke sini hanya untuk lihat-lihat hah?". kami hanya bengong apalagi ke-3 temanku dengan wajah tak tahu dan bingungnya menatap si supervisor. setelah ceramah si supervisor yang panjang lebar dan setelah beliau beranjak pergi para residen tertawa terbahak-bahak, aku hanya memajang wajah bersalahku pada teman2ku sedangkan teman2ku yang tidak tahu apa2 hanya memandang heran. tapi akhirnya aku menceritakan kejadian sebenarnya dan memohon maaf. terimakasih dokter atas nasehatnya.
Saat evaluasi dua mingguan pada sub stase yang pertama, minggu pertama kami di stase anak, walau teorinya sudah kami dapatkan saat S1 namun tetap saja beda, kami mendapatkan supervisor yang superduper cerdas, bahkan pertanyaannya saja tidak dapat kami cerna dengan cepat, kami hanya bisa diam dan menundukkan kepala sangking tidak faham pertanyaannya. beliau hanya menggeleng2 kepala dan megang kepalanya sambil bilang "aduh2 dek"....
Saat pertama kami dibagikan dosen pembimbing kasbes, aku mendapatkan supervisor yang sangat cakep di bagian anak, hal ini membuatku semangat, namun sekali lagi aku tidak berjodoh....sungguh terlalu. saat akan melapor ke beliau (sebenarnya aku agak samar2 karena saat aku S1 beliau sepertinya belum mengajar kalo gak salah sih) aku malah melapor ke supervisor yang lain, dengan pedenya aku menghadap ke supervisor tersebut sambil terengah2 karena mengejarnya (ada kebiasaan, kami strata coass tidak boleh naik lift, setelah sampai didekatnya dan berharap beliau memandang kami dahulu barulah melapor) "dok saya yang maju kasbes dengan dokter", si supervisor memandangku dengan aneh, dan bertanya "namamu siapa?, tadi sepertinya yang lapor ke saya gak pake jilbab?"...huahhhh kacau siapa gerangan yang lapor ke beliau...."ya sudah ntar kalo udah dapat kasus lapor ke saya lagi" kata beliau dan berlalu pergi. setelah selesai melapor tiba2 salah satu senior bilang kok kamu lapornya ke supervisor itu, kam gak maju sama beliau....huahhhh...sebenarnya gak disitu aja masalahnya selesai. saat maju laporan pagi, akhirnya aku dibantai habis2an sama beliau...tapi gak apa2 aku tetep ngefans kok sama si supervisor tersebut....terimakasih dokter..
Aku mendapatkan ujian hari rabu minggu terakhir di stase anak saat itu penguji2 dewa sudah turun semua, hopeless banget saat itu. tapi untungnya aku tetap semangat belajar karena memang ilmunya menyenangkan..di hari H didampingi bedsideku menghadap supervisor tersebut, dan subahanallah pengujiku seorang dewi, walaupun beliau sedang sakit gigi namun tetap semangat untuk mengujiku. dan alhamdulillah hasilnya baik. terimakasih dokter....
diakhir stase hampir saja aku tidak bisa judisium karena syaratnya belum terpenuhi...tapi disini Allah menunjukan kuasanya, bahwa ketika Allah sudah berkehendak maka akan ada jalan.... di stase ini salah satu stase favoriteku walaupun jaganya sangat melelahkan, di hari pertama stase di hari itu pun aku jaga tim jagaku ira, aku, monica, dan ipin, kami adalah pembawa pasien begging di hari pertama stase sudah menurunkan jaga bayangan, stiap jaga pasien selalu lebih dari 12 status yang harus dilaporkan, dengan beging-an minimal 3, kami hanya pindah tempat begging untuk merelaksasikan otot-otot. sampai-sampai residen bilang "sit-sop kok seneng banget kalo suruh beging" yah tapi sangat menyenangkan deh, bisa tidur walau dengan posisi berdiri, saat laporan pagi lumayan sering mental (tidak di terima laporan paginya karena terkesan sering tidak siap) tapi karena loqbook kami sudah penuh jadi terkadang yang dibalikin suruh revisi kami tidak melakukannya lagi, digoblok2kin karena gak bisa jawab, dan sering dimarahin sudah menjadi makanan kami sehari2.
Alhamdulillah di stase ini kami mulai saling membuka diri untuk menerima satu dengan yang lain. Aku, sari dan ira mulai akrab karena memang selama 2 bulan kami selalu bersama. ada kejadian mengharukan disini. saat si ira lagi jaga UGD dia kehilangan laptopnya padahal laptopnya ada di atas depan kepalanya saat ia sedang tidur. memang lagi dicoba apapun bisa terjadi.....